Skip to main content

Kesimpulan dan Refleksi Pembelajaran Modul 2.3 - Tri Kurnia Septiani

 Kesimpulan dan Refleksi Pembelajaran Modul 2.3

Peran Coach dalam Pembelajaran Berdeferensiasi dan Pengembangan Kompetensi sebagai Pemimpin Pembelajaran

Oleh :

Tri Kurnia Septiani, M.TPd

Calon Guru Penggerak Angkatan 10 Sumatera Utara


Pendahuluan 

Dalam konteks pendidikan yang terus berkembang, peran seorang guru tidak lagi terbatas pada pengajaran materi di dalam kelas. Guru kini juga diharapkan untuk berperan sebagai fasilitator, mentor, dan bahkan coach bagi siswa mereka. Program Guru Penggerak adalah salah satu inisiatif yang menekankan pentingnya peran multifaset ini. Pada modul 2.3, kita membahas bagaimana peran sebagai coach di sekolah berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional, serta bagaimana keterampilan coaching dapat mengembangkan kompetensi kita sebagai pemimpin pembelajaran. Artikel ini akan menguraikan kedua aspek tersebut berdasarkan refleksi pribadi dan materi yang telah dipelajari.


 1. Peran Sebagai Coach di Sekolah dan Keterkaitannya dengan Pembelajaran Berdiferensiasi serta Pembelajaran Sosial dan Emosional 

Sebagai seorang coach di sekolah, peran utama saya adalah membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka dengan memberikan bimbingan dan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Peran ini sangat terkait dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi, yang menekankan pentingnya menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya melibatkan penyesuaian konten, proses, dan produk pembelajaran, tetapi juga mempertimbangkan berbagai gaya belajar, minat, dan tingkat kesiapan siswa. Sebagai coach, saya harus mampu mengidentifikasi perbedaan ini dan merancang strategi yang tepat untuk membantu setiap siswa. Misalnya, beberapa siswa mungkin lebih membutuhkan pembelajaran berbasis proyek, sementara yang lain lebih responsif terhadap pembelajaran berbasis diskusi.

Di sisi lain, pembelajaran sosial dan emosional (Social and Emotional Learning - SEL) adalah aspek penting lain yang berkaitan dengan peran saya sebagai coach. SEL menekankan pengembangan keterampilan seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam peran saya, saya perlu membantu siswa mengembangkan keterampilan ini melalui berbagai aktivitas dan interaksi yang mendukung.

Salah satu contoh konkret adalah mengintegrasikan sesi refleksi emosional dan sosial ke dalam rutinitas belajar. Misalnya, setelah kegiatan kelompok, saya dapat mengajak siswa untuk merefleksikan perasaan mereka, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana mereka berkontribusi dalam tim. Hal ini tidak hanya membantu dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, tetapi juga memperkuat hubungan antara siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.


 2. Keterkaitan Keterampilan Coaching dengan Pengembangan Kompetensi sebagai Pemimpin Pembelajaran 

Keterampilan coaching tidak hanya bermanfaat untuk mendukung siswa, tetapi juga sangat penting dalam mengembangkan kompetensi saya sebagai pemimpin pembelajaran. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk memimpin perubahan, menginspirasi dan memotivasi orang lain, serta menciptakan budaya belajar yang kolaboratif dan berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Sebagai pemimpin pembelajaran, salah satu tugas utama saya adalah membangun budaya sekolah yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi dan SEL. Ini berarti saya harus mampu menginspirasi dan melatih rekan-rekan guru untuk mengadopsi praktik-praktik tersebut. Keterampilan coaching membantu saya dalam beberapa cara:

  1. Meningkatkan Komunikasi Efektif:  Coaching menekankan pentingnya mendengarkan secara aktif, memberikan umpan balik konstruktif, dan mengajukan pertanyaan yang mendalam. Keterampilan ini sangat penting untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja. Komunikasi yang baik membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik dan kolaborasi yang lebih kuat.
  2. Mengembangkan Kepemimpinan yang Kolaboratif:  Coaching mendorong pendekatan kepemimpinan yang lebih kolaboratif dan inklusif. Sebagai pemimpin pembelajaran, saya perlu melibatkan seluruh komunitas sekolah dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan program. Keterampilan coaching membantu saya untuk memfasilitasi diskusi, mengatasi konflik, dan membangun konsensus di antara berbagai pemangku kepentingan.
  3. Mendukung Pertumbuhan Profesional:  Coaching bukan hanya tentang membantu orang lain, tetapi juga tentang pengembangan diri. Dengan terus menerus merefleksikan praktik saya sendiri dan menerima umpan balik dari orang lain, saya dapat terus berkembang sebagai pemimpin pembelajaran. Keterampilan ini juga membantu saya dalam merancang dan mengimplementasikan program pengembangan profesional yang efektif bagi guru lain.
  4. Mendorong Inovasi dan Perubahan:  Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, kemampuan untuk beradaptasi dan mengadopsi praktik-praktik baru sangat penting. Keterampilan coaching memungkinkan saya untuk mendukung rekan-rekan guru dalam mengatasi resistensi terhadap perubahan, mengeksplorasi metode pembelajaran baru, dan mengimplementasikan inovasi dalam pengajaran.


 Kesimpulan 

Peran sebagai coach di sekolah memberikan kesempatan untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional secara efektif. Keterampilan coaching yang dikembangkan melalui peran ini juga sangat berharga dalam mengembangkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan menggabungkan pendekatan yang berfokus pada individu dan kolaborasi, saya dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, baik untuk siswa maupun rekan-rekan guru.

Sebagai refleksi akhir, penting bagi saya untuk terus mengembangkan keterampilan coaching dan menerapkannya dalam berbagai aspek pekerjaan saya. Ini termasuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan terbaru dalam pendidikan, serta mencari cara untuk mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi dan SEL ke dalam setiap aspek proses belajar-mengajar. Dengan demikian, saya dapat berkontribusi secara efektif dalam menciptakan budaya sekolah yang positif dan memberdayakan, yang pada akhirnya akan mendukung kesuksesan semua siswa.


Popular posts from this blog

Kreatifitas Gerak Dan Seni - Pengertian Tari

B. Kreatifitas Gerak 1.       1. Pengertian Tari Tari adalah gerak tubuh manusia. Ciri khas gerak tari adalah gerak yang sudah diolah dari aspek tenaga,ruang dan waktu. Ada beberapa konsep tari menurut para ahli sebagai berikut : a.     Seorang kritikus dari Amerika Serikat, yaitu John Martin dalam bukunya yang berjudul “The Modern Dance”, mengemukakan bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia (Soedarsono, 1987). Landasan elemen dasar dari tari adalah gerak, gerak yang diterapkan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan bentuk yang diungkapkan manusia agar dapat dinikmati dengan rasa. b.     Susane K. Langer dalam bukunya yang berjudul “Problem of Art”, mengemukakan bahwa gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Sedang gerak indah adalah gerak yang destilir dan mengandung ritme tertentu. Kata indah identik dengan bagus, yang dapat memberikan kepuasan batin manusia (Soedarsono, 198

Perkembangan Sains Dan Matematika AUD - Pengertian Matematika Anak Usia Dini

A.     Pengertian Matematika Anak Usia Dini Matematika merupakan proses kemampuan-kemampuan yang membantu anak sejak dini dengan kehidupan atau lingkungan di sekitar mereka, secara alamiah anak memperoleh kemampuan-kemampuan ini secara bertahap bahkan sampai bertahun-tahun untuk membangun pengetahuan dasar mereka, setiap anak memiliki perkembangan dan tahapan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya sebelum naik ke tingkat yang labih mahir, bahkan di antara mereka merupakan pemecah masalah yang hebat. Belajar matematika terjadi alami seperti anak bermain. Anak usia dini menemukan, menguji serta menerapkan konsep matematika secara alami hampir setiap hari dalam hal yang mereka lakukan. Kegiatan belajar matematika secara sederhana terjadi dalam kehidupan sehari- hari anak, seperti saat orang tua menghitung bersama anaknya yang berumur empat tahun untuk mengetahui berapa balok yang digunakan untuk membangun jembatan. Anak-anak usia dini juga melakukan kegiatan bermain matem

Perkembangan Sains dan Matematika AUD - Pengertian Kurikulum

A.     Pengertian Kurikulum Kurikulum merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam pendidikan sehingga sebagai calon guru maupun semua yang terlibat dalam pendidikan selayaknya mengetahui tentang kurikulum, pengembangan serta perkembangannya. Seiring dengan perkembangan kurikulum akan ada pengaruhnya terhadap sistem pendidikan yang ada di indonesia. Ada beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan beberapa para ahli maupun yang terdapat di dalam Undang- Undang diantaranya yaitu: Menurut Johnson, kurikulum adalah suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sanjaya mengemukakan bahwa Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan serta implementasi dari dokumen yang dirancang dala